Wednesday, January 30, 2013

anggagufron96.blogspot.com
            
 
Moch Angga Gufron Z
XIb / 23


Mekanisme kerja ASBUT sbg pemicu bersin pada pada manusia

  1. Pengertian Asap Kabut
Asbut, istilah adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog), adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.
Istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun 1950 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress. Pada 26 Juli 2005, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini "[H]e said it required no science to see that there was something produced in great cities which was not found in the country, and that was smoky fog, or what was known as 'smog.'" (Dr Henry Antoine Des Voeux menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang telah diproduksi di kota besar tetapi tidak ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" (kabut bersifat asap), atau disebut juga dengan smog (asbut).). Hari berikutnya surat kabar tersebut kembali memberitakan "Dr. Des Voeux did a public service in coining a new word for the London fog" (Dr. Des Voeux menjalankan tugas pelayanan masyarakatnya dengan memperkenalkan istilah baru, asbut).


                         2.Jenis-Jenis Asap Kabut

Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia, seperti kasus di Los Angeles, dan asbut klasik seperti di London.

1. Asap Kabut Fotokimia
Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil pembakaran bahan kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Asbut ini mengandung:
  • hasil oksidasi nitrogen, misalnya nitrogen dioksida
  • ozon troposferik
  • VOCs (volatile organic compounds)
  • peroxyacyl nitrat (PAN)
VOC's adalah hasil penguapan dari bahan bakar minyak, cat, solven, pestisida dan bahan kimia lain. Sementara oksida nitrogen banyak dihasilkan oleh proses pembakaran dalam bahan bakar fosil seperti mesin mobil, pembangkit listrik, dan truk.
Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padat mobil yang menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia tidak hanya menjadi masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke daerah non industri.
Menurut Clean Water Action Council of Northeastern Wiscounsingasolin dan pelarut dan bahan kimia berbasis minyak seringkali menguap secara langsung ke udara, bergabung bersama ozon. Sumber utamanya adalah pemotong rumput berbahan bakar minyak dan cairan pemancing api pemanggang barbeque.

2.Asap Kabut Klasik
Merupakan asbut yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri yang menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu bara. Pembakaran ini menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. Gunung berapi yang juga menyebabkan berlimpahnya sulfur dioksida di udara, menghasilkan asbut gunung berapi, atau vog (vulcanic smog, asbut vulkanis).


                           3. Dampak Asap Kabut Bagi Lingkungan
Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam lingkungan. Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena problem kabut jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per billion) (ppb) atau 0.5 ppm ozone (komponen utama asbut) [1], melebihi dari 53 ppb nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel. Asbut dalam keadaan berat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk penyakit emphysemabronchitis, dan asma. Kejadian klinis sering terjadi saat konsentrasi ozone levels sedang tinggi.


                          4. Dampak Asap Kabut Bagi Manusia

Bau angin (bau benda terbakar) kelalatu (benda bekas terbakar) serta asap kini warnai udara Palangkaraya dan wilayah lain Kalimantan Tengah (Kalteng)i.
Kebakaran lahan gambut terus berlangsung di daerah luas 1,5 kali Pulau Jawa berpenduduk sekitar dua juta jiwa ini.
“Udara benar-benar kotor, kemana harus tutup mulut dengan masker” kata Muslin penduduk Palangkaraya.
Keluhan asap direspon pemerintah yang melarang membakar lahan, tapi kebakaran terus berlanjut, akhirnya pemerintah memadamkan kebakaran dengan berbagai upaya.
Upayanya mengerahkan regu pemadam manggala agni dan regu lainnya, namun tak mampu sepenuhnya atasi kebakaran di areal yang luas ini.
Hujan buatan diprogramkan dengan dana miliaran rupiah, tapi kembali kobaran api tetap berlangsung di kondisi uadara yang panas lantaran kemarau.
Kendaraan di situ nyalakan lampu, bunyi klakson bersahutan,  jalan kendaraan beringsut hindari tabrakan, itulah antara lain derita warga akibat asap.
Belum lagi dilaporkan ribuan warga terkena Inspeksi Saluran Pernafasan (Ispa), penderita asma meningkat, penyakit mata pun terus melanda warga di wilayah ini.
Kegelisanan warga terdengar Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, yang mengingatkan seluruh warga setempat agar tidak memproduksi asap melalui pembakaran lahan, karena asap bisa menyebabkan penyakit.
Kepala Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kalteng, dr. Mulin Simangunsong, M.Kes mengatakan sebaran asap apalagi yang pekat membayakan.
Asap dihasilkan dari proses pembakaran tersebut terdiri dari polutan berupa partikel dan gas. Partikel itu adalah silika, oksida besi, dan alumina, gas yang dihasilkannya adalah CO,CO2,SO2,NO2, aldehid, hidrocarbon, dan fluorida.
Polutan ini, berpotensi sebagai iritan dapat menimbulkan fibrosis (kekakuan jaringan paru), pneumokoniosis, sesak napas, elergi sampai menyebabkan penyakit kanker.
Berdasarkan pedoman Depkes tentang pengendalian pencemaran udara akibat kebakaran hutan terhadap kesehatan ditetapkan katagori bahaya kebakaran hutan dan tindakan pengamanan berdasarkan ISPU.
ISPU <50 dikatagorikan baik tak ada dampak kesehatan, ISPU 51-100 dinilai sedang, juga tak ada dampak kesehatan, ISPU 101-199 sudah dikatagorikan tidak sehat.
Dalam katagori ini dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, bagi penderita penyakit jantung gejalanya akan kian berat, pencegahannya gunakan masker aktivitas diluar rumah.
ISPU 200-299 sangat tidak sehat pada penderita ISPA, Pneumonia dan penyakit jantung akan kian berat, aktivitas rumah hendaknya dibatasi perlu persiapan ruang khusus.
ISPU 300-399 dikatagorikan berbahaya bagi penderita suatu penyakit gejalanya akan semakin serius, orang yang sehat saja akan merasa mudah lelah.
Pada katagori ini penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas pencemaran udara, aktivitas kantor dan sekolah harus menggunakan AC atau air purifier, tambahnya.
Sementara katagori terakhir sangat berbahaya ISPU 400>, saat ini berbahaya bagi semua orang, terutama balita, ibu hamil, orang tua, dan penderita gangguan pernapasan.
Saat seperti ini semua harus tinggal dirumah dan tutup pintu serta jendela, segera lakukan evakuasi selektif bagi orang beresiko seperti balita, ibu amil, orang tua, dan penderita gangguan pernapasan ke tempat bebas pencemaran.
Melihat dampak yang berbahaya demikian, maka wajar bila masyarakat harus menghindari pembakaran lahan khususnya dimusim kemarau seperti sekarang ini.
Diskes Kalteng berusaha mencegah dampak sebaran asap dengan memberikan penyuluhan kepada penduduk setempat agar mereka memahami bahaya asap terhadap kesehatan.
Menurut dokter ini, dampak asap begitu luas, jangka pendek asap yang berupa bahan iritan (partikel) akibat pembakaran lahan berdampak negatif terhadap kesehatan.
Pengaruhnya dalam jangka pendek itu adalah niengiritasi saluran pernafasan dan dapat diikuti dengan infeksi saluran pernafasan sehingga timbul gejala berupa rasa tidak enak di saluran pernafasan.
Gejalanya seperti batuk, sesak nafas (pneumonia) yang dapat berakhir dengan kematian, tambahnya.
Selain itu asap juga mengiritasi mata dan kulit, mengganggu pernafasan penderita penyakit paru kronik seperti asma dan bronchitis alergika.
Sedang gan CO pada asap dapat juga menimbulkan sesak nafas, sakit kepala, lesu, dan tidak bergairah serta ada perasaan mual.
Dampak jangka panjang bahan-bahan mengiritasi saluran pernafasan dapat menimbulkan bronchitis kronis, emfisema, asma, kanker paru, serta pneumokoniosis.
Melihat kenyataan tersebut, menurutnya perlu dilakukan pengendalian dampak asap pembakaran lahan dan hutan di wilayah ini.

0 comments:

Post a Comment

ANGGA GUFRON © 2008 Template by:
SkinCorner